Selasa, 24 April 2012

Mengenal Teknik Sidik Jari DNA

Dalam kurun dua dasawarsa ini penggunaan teknik sidik Jari DNA di Indonesia sudah semakin intensif.  Teknik  ini merupakan suatu terobosan yang signifikan dalam dunia fornesik kedokteran, pengujian keabsahan hubungan darah, pengidentifikasian konban bencana dan berbagai kasus lainnya.

Apa itu Teknik Sidik DNA?
Teknik ini sebenarnya bukan merupakan suatu teknik yang baru.  Teknik  ini dikembangkan oleh seorang ilmuwan Inggris pada tahun 1984, yaitu Alec Deffreys.  Teknik ini idenya dikembangkan dari teknik sidik jari tradisional dalam arti fisik yang sudah ada dan banyak digunakan dalam  dunia forensik.  Tidak seperti teknik sidik jari tradisional yang lebih banyak menggunakan informasi fisik, teknik sidik jari DNA ini menggunakan informasi genetik yang lebih akurat.
Pengujian berbasis DNA dapat menjadi bukti positif bagi identitas seseorang.  Pada pengujian genotip, seperti misalnya untuk golongan darah dan antigen lekosit, diperlukan jumlah individu dalam jumlah banyak.  Sebaliknya pada pengujian sidik jari DNA hanya dibutuhkan contoh jaringan tubuh yang mengandung DNA dalam jumlah sedikit saja.  DNA dapat diekstraksi dari berbagai sumber, misalnya  dalam bentuk darah untuk kasus pengujian keabsahan garis keturunan, contoh sperma dari korban pemerkosaan, ataupun sampel darah atau sperma kering yang menempel pada korban kejahatan.  Sampel dapat juga diambil jari jaringan kulit pelaku kejahatan yang melekat di kuku  korban kejahatan.   Sumber lain berupa helai rambut yang memiliki akar rambut pelaku kejahatan pun dapat diekstrasi DNA nya dan dapat digunakan sebagai bahan analisa sidik jari DNA.
Teknik ini diawali dengan mengekstrasi DNA dari sampel.  Selanjutnya untaian DNA hasil ekstrasi dipotong potong dengan menggunakan ensim restriksi.   Potongan DNA ini diproses pada gel agarose dengan menggunakan teknik elektroforesis untuk memisahkan fragmen DNA berdasarkan berat molekulnya dengan menggunakan arus listrik.  Gel hasil elektroforesis selanjutnya ditransfer ke membran nilon dengan menggunakan teknik bloting.  Selanjutnya radioaktif probe ditambahkan untuk menggandeng potongan DNA yang sesuai  dan memindahkannya ke membran nilon.  Dengan melakukan pemotretan membran,  sidik jari DNA yang terbentuk dapat divisualisasikan dan dianalisa kecocokannya.



Kasus Pembunuhan di Rodman Dam tahun 1988
Pada bukan july 1987, dua orang remaja, yaitu Randall Scott Jones dan Cris Reesh pergi ke Rodman Dam,  yang merupakan tempat rekreasi di Florida USA.  Kedua remaja ini melakukan latihan menembak target  dengan menggunakan senapan berburu caliber 30/30.
Pada saat mereka melintasi medan di wilayah tersebut, truk pick up mereka terperosok dalam pasir.  Seorang pemancing yang kebetulan melintas menyarankan agar kedua remaja ini untuk meminta tolong kepada pasangan yang ada dalam mobil pick up lain yang sedang parkir di dekat wilayah tersebut.
Jones dan Reesh mendekati mobil tersebut dimana Kelly Lynn Perry dan pacarnya Mathhew Brock sedang tertidur.  Selanjutnya terjadi perdebatan antara Jones dan Reesh apakah mereka harus membangunkan pasangan ini dan meminta tolong untuk membantu menarik mobil mereka yang terporosok.
Keesokan harinya ditemukan mayat Perry dan Brock di hutan dekat tempat rekreasi tersebut.  Polisi melakukan investigasi dan menemukan bahwa kedua korban  meninggal akibat tembakan jarak dekat  di belakang kepala dengan menggunakan peluru kabilber 30 dan menemukan pula bahwa Perry juga telah diperkosa dan mobil mereka dibawa kabur.
Pada bulan Agustus, Jones berhasil ditanggap di Mississipi ketika sedang mengendari mobil pick up milik Brock.  Selanjutnya Reesh berhasil pula ditangkap pada hari berikutnya di Palatka, Florida, setelah Jones membuat pengakuan pada polisi bahwa mereka ada di tempat kejadian perkara di bulan July.  Kedua remaja ini dikenakan tuduhan pembunuhan dan kejahatan seksual.
Para ahli forensik mengambil contoh sperma dari mayat Perry dan juga sampel darah dari kedua remaja tersangka ini dan selanjutnya dibandingkan dengan menggunakan teknik sidik jari DNA.  Hasil analisa menunjukkan bahwa sidik jari DNA Jones cocok dengan sidik jari DNA contoh sperma yang diambil dari mayat Perry.  Dengan menggunakan hasil perbandingan sidik jari DNA ini polisi berhasil melakukan rekronstruksi pembuhuhan tersebut.
Ternyata tanpa membangunkan Perry dan Brock, Jones langsung menembak kepala keduanya dalam jarak dekat.  Selanjutnya mereka menyeret mayat keduanya ke hutan yang lokasinya berdekatan dengan tempat rekreasi.  Mereka selanjutnya menggunakan mobil korban untuk menarik mobil pick up mereka yang terperosok.
Belakangan ternyata Jones kembali ke tempat kejadian perkara dan memindahkan mayat korban lebih jauh ke dalam hutan dan memperkosa Perry.
Keunikan Sidik Jari DNA
Hasil analisa sidik jari DNA Jones memiliki keunikan.  Peluang orang lain di dunia ini yang memiliki kesamaan sidik jari DNA dengan Jones  adalah 1 dibandingkan dengan 9.390.000.000, yaitu sebanyak hampir 2 kali penduduk bumi ini.  Jadi secara teoritis, sidik jari DNA seseorang itu  sangat unik.
Setelah mengungkapkan hasil analisa laboratorium para Jury hanya membutuhkan waktu selama 15 menit untuk sepakat bahwa Jones dan Reesh bersalah atas tuduhan kejahan pembunuhan dan pemerkosaan.
Hakim menjatuhkan hukuman mati bagi Jones yang telah terbukti melakukan pembunuhan dan pemerkosaan.  Kasus ini merupakan tonggak sejarah baru bagi pengadilan di USA  karena untuk pertama kalinya dalam pengadilan digunakan  sidik jari DNA sebagai bukti.
Bagaimana dengan nasib Reesh ? Dia dihukum 6 tahun penjara dan 20 tahun hukuman kerja sosial akrena terlibat dalam membantu pembunuhan.
Sumber :  DNA Learning Center, Cold Spring Harbor Laboratory, Cold Spring Harbor NY 11724

0 komentar:

Posting Komentar