Roda waktu terus bergerak, dan hidup terus menggelinding.
Dalam perjalanan panjang itu kita terus menerus diminta untuk merekahkan
segenap potensi dan kapabilitas. Kita terus ditagih untuk membentangkan ruang
pertumbuhan agar self-competency bisa selalu bermekaran. Sebab, tanpa spirit
untuk melakukan never ending self-improvement, tidakkah itu berarti kita telah
membunuh asa untuk menjadi insan yang lebih sempurna?
Dan persis disitulah kita kemudian digedor pertanyaan yang
bunyinya begini : adakah kompetensi kita hari ini lebih baik dibanding sebulan
atau setahun silam? Adakah kompetensi kita selama ini bisa terus dibentangkan
menuju titik-titik kesempurnaan? Atau sebaliknya : selama ini kompetensi kita
going nowhere - redup dan kian terkoyak ditengah roda waktu yang terus
bergerak?
Namun pertanyaan lain yang mungkin tak kalah penting adalah
ini : kalaulah kita masih punya spirit untuk terus bergerak, untuk terus
melenting, untuk terus menemukan ruang dimana kompetensi kita bisa menemukan
tempat terindah agar tumbuh bermekaran; maka jenis kompetensi apa yang layak
dikuasai? Kepingan kompetensi seperti apa yang mesti didekap erat agar kita
bisa menjadi insan yang lebih sempurna, insan yang lebih paripurna?
Ditengah keriuhan hari Senin pagi yang mulai membuncah,
ditengah tumpukan pekerjaan yang sebentar lagi mungkin akan menenggelamkan Anda
– maka ijinkan saya untuk menyelipkan sekeping narasi tentang 3 jenis
kompetensi yang barangkali penting untuk direnungkan. Ada begitu banyak ragam
kompetensi yang mungkin harus kita kuasai; namun tiga kompetensi ini merupakan
core competencies yang patut ditelisik dengan penuh kesungguhan. Inilah tiga
jenis kompetensi yang barangkali akan membekali kita dalam petualangan panjang
menjadi insan yang kian sempurna.
Kompetensi yang pertama adalah ini : strong need for
achievement.
Gantungkan cita-citamu setinggi langit, nak. Begitu kidung
yang dulu pernah kita dengar dengan penuh nada syahdu dari ibu kita. Tidak
pernah orang tua kita berujar : gantungkan cita-citamu setinggi plafon rumah,
nak.
Maknanya jelas : hidup kita terasa akan lebih sumringah
kalau saja dalam raga ini bersemayam sejenis keteguhan untuk mengukir hasil
kerja terbaik. Sebuah orientasi yang kental dengan semangat untuk merajut
sebuah karya yang bermakna (meaningful achievement). Sebuah sikap untuk
mempersembahkan kepingan pekerjaan yang layak diapresiasi.
Dan sungguh, orientasi semacam itu akan mendorong setiap
insan untuk menghamparkan tanggungjawab dan dedikasi, kegigihan dalam bekerja,
keihklasan dalam bertindak, dan spirit saling bekerjasama demi tercapainya
common goals and purposes. Tidakkah lingkungan kita (kantor, organisasi,
perusahaan) akan menjelma menjadi taman yang begitu indah kalau setiap insan
bisa punya kompetensi semacam itu?
Kompetensi yang kedua adalah ini : learning spirit.
Alunan
ilmu terus mengalir sederas ombak di lautan, dan pengetahuan terus
menetes seperti hujan di pagi hari. Lalu kalau kita tidak memiliki kegairahan
untuk terus memetik sejumput ilmu, bukankah kita hanya akan menjadi
manusia-manusia yang tidak relevan?
Itulah kenapa kompetensi ini begitu penting : sebab dengan
semangat untuk meringkus kepingan pengetahuan yang luas membentang, benih
ketrampilan dan keahlian kita bisa terus tumbuh berkembang. Itulah kenapa Anda
harus terus menenggelamkan diri Anda dalam beragam aktivitas pembelajaran :
ikut seminar atau pelatihan yang relevan, menjelajah pengetahuan secara online,
rajin membaca buku, atau selalu bergairah untuk melakukan sharing knowledge
dengan rekan sekantor.
Kompetensi yang terakhir adalah : spirituality intelligence.
Tentu saja hidup akan lebih mulia dan indah kalau segenap pekerjaan yang kita
lakukan di kantor selalu bisa ditautkan pada sejenis pengabdian kepada Sang
Pemberi Pekerjaan. Inilah sebuah kompetensi yang akan terus mengajak kita untuk
terus bersandar pada etika moralitas, perilaku kerja yang sarat integritas, dan
juga kuyup dengan tindakan yang penuh keluhuran.
Dan itulah sejenis kompetensi yang akan terus menggandeng
kita untuk tenggelam dalam aura religiusitas yang menghanyutkan dan kemuliaan
hidup yang menentramkan.
Achievement orientation yang menggumpal. Learning spirit
yang terus membahana. Dan semuanya dibalut dalam spirituality intelligence yang
penuh keagungan. Hidup barangkali akan terasa begitu wangi kalau saja kita bisa
menjalankan tiga kompetensi ini dengan penuh keteguhan.
0 komentar:
Posting Komentar