Sabtu, 05 Januari 2013

5 Pelajaran Entrepreneurship dari Neil Armstrong

Siapa tidak mengenal sosok manusia pertama yang menjejakkan kaki di bulan  ini? Dialah Neil Armstrong, astronot Apollo 11 yang legendaris. Wafatnya Armstrong Sabtu kemarin meninggalkan duka mendalam dan mengingatkan kita betapa banyak hal yang bisa dilakukan manusia jika mereka mau bekerja keras untuk menembus batas yang ada.
Neil Armstrong terlahir di Wapakoneta, Ohio, pada tanggal 5 Agustus 1930. Setelah ikut berperang dalam Perang Korea dan menyelesaikan kuliah, ia bergabung dalam organisasi yang kemudian menjadi NASA. Ia bergabung dalam program astronot di tahun 1962 dan diangkat sebagai pilot komando untuk misi pertamanya Gemini VIII.

Dari pribadi yang begitu kaya dengan pengalaman dan perjalanan hidup, semua orang termasuk entrepreneur bisa menimba pelajaran dari kehidupan mantan astronot yang meninggal pada usia 82 tahun ini. Berikut adalah beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari perjalanan hidup lulusan Purdue University tersebut.

Kerendahhatian
Armstrong adalah manusia pertama yang menjejakkan kakinya di permukaan bulan tahun 1969. Ia dikenal sebagai pribadi yang rendah hati meski bisa sombong dengan gelar tersebut. Banyak warga Amerika berharap Armstrong yang berasal dari Ohio ini muncul lebih banyak dalam sorotan publik dan media massa. Namun, ia menolak. Ia mengingat kita bahwa para pahlawan bisa saja menunjukkan prestasi dan kebesaran tanpa harus secara berlebihan memamerkan pada masyarakat luas. Bahkan saat berada di pusat konflik Perang Dingin saat itu yang berlangsung antara AS dan Uni Soviet.

Entrepreneur bukanlah sosok yang haus popularitas, sebagaimana dicontohkan oleh Armstrong. Ia lebih banyak bekerja di balik panggung. Demikian pulalah seorang entrepreneur perlu mengarahkan dirinya, untuk lebih banyak bekerja daripada berbicara, menonjolkan prestasi bukan sensasi. Tentu saja popularitas bukan hal terlarang tetapi mari anggap itu sebagai sebuah bonus, bukan tujuan utama.

Keberanian menantang ketidakpastian
Pemuda cerdas dari daerah pertanian Wapakoneta itu membuat AS bangga saat ia menuruni tangga Eagle pada tanggal 20 Juli 1969. Armstrong yang pernah bekerja sebagai pilot pesawat tempur AU ini menunjukkan keberanian yang tinggi saat ia mendaratkan modul antariksa tersebut di permukaan bulan di tengah kondisi yang sunyi senyap padahal saat itu kondisi bahan bakar sudah hampir kosong.

Neil Armstrong memiliki jiwa penjelajah sejati. Ia dengan tenang menghadapi bahaya besar dan belum diketahui untuk mendorong batas yang masih mengungkung umat manusia yang terikat di bumi. Meski ia memang bisa dianggap beruntung sudah dipilih sebagai salah stau awak kunci Apollo XI, ia berhasil menjalankan misi dengan sempurna.

Keberanian Armstrong bisa diteladani oleh entrepreneur manapun dalam mengelola bisnis mereka yang tidak selalu mulus dan sesuai harapan. Saat entrepreneur ingin menyerah karena beratnya masalah bisnis yang harus ditanggung, ingatlah bahwa ada kondisi lain yang jauh lebih genting dan parah.

Fokus pada tujuan dan misi besar
Kini dan nanti, Armstrong mengingatkan kita pada apa yang bisa dicapai umat manusia dengan berbekal ilmu pengetahuan dan teknologi di hampir semua bidang kehidupan. Semua impian bisa dicapai saat seseorang memiliki tujuan dan misi di atas kemuliaan pribadi. Itulah yang bisa entrepreneur pelajari saat menjalankan bisnisnya. Hendaknya entrepreneur bekerja bukan semata untuk mengejar keuntungan pribadi tetapi menciptakan kehidupan yang lebih baik, sejahtera bagi manusia pada umumnya.

Keyakinan teguh pada Sang PenciptaSalah satu kutipan yang paling dikenal dari Neil Armstrong ialah: “I believe that the Good Lord gave us a finite number of heartbeats and I'm damned if I'm going to use up mine running up and down a street.” Kutipan tadi menyiratkan keyakinan Armstrong pada Tuhan dan keinginannya untuk mendedikasikan setiap detak jantungnya (kehidupannya) yang terbatas itu pada hal yang jauh lebih berguna bagi orang banyak.

Jiwa pemimpin yang solid
Armstrong bertindak sebagai pimpinan pesawat ruang angkasa Apollo 11. Pesawat ini adalah misi angkasa luar ke bulan pertama yang diawaki oleh manusia. Misi ini memang tak berjalan mulus. Terjadi ledakan di pesawat tersebut saat dalam perjalanan ke bulan. Awalnya Apollo 11 juga tak mampu mendarat ke bulan dan berisiko pulang ke bumi dengan tanpa hampa. Dan di sisi lain, keselamatan awak yang terdiri dari 3 orang astronot juga terancam. Akan tetapi Armstrong berhasil melewati itu semua.

Selain itu, Armstrong juga mendemonstrasikan kedalaman pengetahuan dan manajemen krisis yang di atas rata-rata. Ia dan timnya mampu menciptakan pengubah karbondioksida dari bahan-bahan yang terbatas ada di pesawat saja. (*AP)

0 komentar:

Posting Komentar